Facebook

Jumat, 19 Agustus 2011

Wasiat Untuk Berbakti Kepada Orang Tua

Wasiat Allah Ta’ala Yang Terbesar, Agar Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Terkhusus Di Saat Lemahnya Kondisi Mereka

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

Allah Ta’ala berfirman,
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا * وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Dan Rabbmu memerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali kepada-Nya, dan hendaklah kalian berbakti kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu dari keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam asuhanmu, maka jangan sekalipun engkau berkata kepada keduanya: “ah”, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapakan kepada mereka ucapan yang mulia. Dan rendahkan dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh sayang dan ucapkanlah: “Wahai Rabbku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka mendidikku di waktu kecil.” (Al-Isra’: 23-24)

Al-’Allamah Al-Qasimy rahimahullah berkata dalam tafsirnya (10/218): “Dalam hal ini ada usaha keras dalam memuliakan kedua orang tua dan berbakti pada keduanya yang tidak tersembunyikan lagi.”.

Berbakti kepada kedua orang tua di saat mereka lanjut usia lebih utama dibanding saat mereka segar dan masih kuat. Bahkan inilah intinya berbakti kepada orang tua. Dan ada satu contoh dari contoh-contoh berbakti kepada orang tua di saat lanjut usia mereka. Dari Abu Burdah radhiyallahu ‘anhu berkata:
شَهِدَ ابْنُ عُمَرَ وَرَجُلاً يَمَانِيًّا يَطُوفُ بِالْبَيْتِ، حَمَلَ أُمَّهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ، يَقُولُ
إِنِّي لَهَا بَعِيرُهَا الْمُذَلَّلُ * إِنْ أُذْعِرَتْ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرِ
ثُمَّ قَالَ: يَا ابْنَ عُمَرَ أَتُرَانِي جَزَيْتُهَا؟ قَالَ: لاَ، وَلاَ بِزَفْرَةٍ وَاحِدَةٍ

“Ibnu ‘Umar melihat seorang dari Yaman thawaf di sekililing Ka’bah dan dia menggendong ibunya di punggungnya sembari berkata:

Sesungguhnya aku adalah tunggangan yang penurut baginya

Jika dikagetkan tunggangannya aku tidak akan terkagetkan

Kemudian dia berkata: “Wahai Ibnu ‘Umar, apakah engkau lihat aku telah membalas (jasa)nya?” Ibnu ‘Umar berkata: “Belum, belum meskipun hanya satu helaan nafas(nya).”

Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dalam “Al-Adab Al-Mufrad” no. 9 dan haditsnya shahih.

Diterjemahkan oleh:

‘Umar Al-Indunisy

Darul Hadits – Ma’bar, Yaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar