Facebook

Jumat, 19 Agustus 2011

Wahai Rabb Kami Jangan Engkau Palingkan Kalbu Kami

بسم الله الرحمن الرحيمAllah berfirman dalam Al-Qur’an Al-Karim,

{ رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ }

“Wahai Rabb kami janganlah Engkau condongkan kalbu-kalbu kami pada kesesatan setelah Engkau menunjuki kami dan anugerahkan kepada kami rahmat dari sisi Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (Ali ‘Imran: 8

Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’dy -rahimahullah- berkata terkait ayat ini: “Ketika manusia terbagi menjadi orang yang menyimpang dan orang yang istiqamah, maka mereka (para ulama rasikhun) memohon kepada Allah Ta’ala agar mengkokohkan mereka dalam keimanan. Mereka memohon: “ Wahai Rabb kami janganlah Engkau condongkan kalbu-kalbu kami pada kesesatan setelah Engkau menunjuki kami dan anugerahkan kepada kami rahmat dari sisi Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”

Lalu beliau berkata: “Yang demikian itu bahwa Allah Ta’ala menyebutkan para ulama rasikhun, bahwa mereka memohon kepada-Nya agar Allah Ta’ala tidak mencondongkan kalbu-kalbu mereka kepada kesesatan setelah Allah Ta’ala menunjuki mereka.

Dan Allah Ta’ala telah menyebutkan dalam ayat yang lain sebab-sebab yang bisa memalingkan kalbu-kalbu orang yang menyimpang. Bahwa semuanya disebabkan oleh ulah mereka sendiri. Seperti (disebutkan dalam) firman Allah Ta’ala,

{ فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ }

“Maka ketika mereka condong (memilih) kepada kesesatan Allah memalingkan kalbu-kalbu mereka.” (Ash-Shaf: 5)

{ ثُمَّ انصَرَفُواْ صَرَفَ اللَّهُ قُلُوبَهُم }

“Kemudian mereka berpaling (maka) Allah memalingkan kalbu-kalbu mereka.” (At-Taubah: 127)

{ وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُواْ بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ }

“Dan kami membalikkan kalbu-kalbu mereka dan penglihatan mereka seperti mereka belum beriman kepadanya pada permulaannya.” (Al-An’am: 110)

Maka seorang hamba jika berpaling dari Rabbnya dan berloyalitas pada musuh-Nya, dan dia telah mengetahui al-haq lalu berpaling darinya, dan dia telah mengetahui itu kebathilan lalu dia memilihnya, maka Allah Ta’ala akan menguasakan perkara (kesesatan) yang dia kuasakan untuk dirinya. Dan Allah Ta’ala akan memalingkan kalbunya sebagai hukuman baginya karena penyimpangannya. Tidaklah Allah Ta’ala menzhaliminya akan tetapi dia sendiri yang menzhalimi dirinya. Maka janganlah mencela kecuali dirinya (jiwanya) yang selalu mengajak pada kejelekan.”

Demikian nukilan dari Tafsir As-Sa’dy, dengan sedikit peringkasan.

Diterjemahkan oleh:

Umar Al-Indunisy

Darul Hadits, Ma’bar – Yaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar